26 December 2012

Fanatiknya Dimana?


Kemarin gua baru saja merayakan Natal, yang mana ini adalah hari besar bagi agama gua. Banyak yang memberikan ucapan selamat Natal entah dari teman sesama nasrani maupun dari teman yang berlainan agama. Tapi ada hal yang menggelitik gua, ketika ada beberapa teman gua yang tidak mengucapkannya atau bahkan enggan mengucapkannya, atau mengucapkannya namun pengucapannya disamarkan atau "dipersingkat" lantaran karena memberikan ucapan selamat hari raya kepada agama lain adalah haram.

Cukup tergelitik, karena jika sudah menyangkut agama lain entah mengapa mereka bisa tiba-tiba menjadi sok taat beragama. Namun ketika menyangkut kesenangan duniawi mereka bisa tiba-tiba setuju untuk berBhineka Tunggal Ika. Dasar orang-orang munafik. Hal ini mengingatkan gua akan postingan gua soal Daging Babi. Namun disini konteksnya berbeda. Bahkan ini jauh lebih sederhana dan lebih umum dibanding daging babi yang sudah memang terkenal "masalah haramnya" sejak dulu. Gua jengah aja sama orang-orang yang sok taat akan agama padahal dirinya munafik. Mendadak sok fanatik.

Gua bisa memaklumi kalo dia tidak mengucapkan selamat hari raya kepada agama lain karena itu diharamkan oleh agama, ASALKAN KALO EMANG pada dasarnya itu orang MURNI taat beragama; Dia rajin menjalankan ibadah, melakukan ajaran dan menjauhkan diri dari larangan-laranganNya. Namun ketika hal tersebut muncul dari orang yang nggak pernah ibadah, kerjanya bohong, kerjanya tukang pamer, kerjanya bikin kesel orang, kerjanya pacaran, kerjanya nidurin anak orang, kerjanya cuma bikin susah orang, itu akan terasa menggelikan dan menjijikan.

Disini gua nggak membicarakan agamanya, disini gua membicarakan orang-orang munafik sok fanatik yang bersembunyi didalamnya. Gua membicarakan orang-orang yang tiba-tiba fanatik atau memang sebenarnya fanatik, orang-orang yang sok taat beragama, orang-orang yang agamanya setengah-setengah, yang agamanya--bahkan mungkin--hanyalah tulisan di KTP.

Hei kalian... ngaca! Jangan sok beragama kalo emang pada dasarnya kalian nggak taat. Jangan sok fanatik kalo pada dasarnya ibadah aja kalian jarang-jarang, inget Tuhan kalo lagi susah aja, atau rajin pada bulan-bulan tertentu saja.

Kalo kalian emang seorang yang taat akan agama, gua maklum jika mengucapkan selamat hari raya kepada agama lain adalah haram dan dosa. Namun jika bagi kalian agama hanyalah identitas penduduk, maka seharusnya mengucapkan selamat hari raya kepada agama lain hanyalah sebuah kata-kata. Bener, nggak?!


regards,



Related Posts

There are 2 comments on post : Fanatiknya Dimana?

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said... (Reply)

Jalani aja menurut apa yang kita anggap baik/benar, dan jangan karna anggapan orang lain... setahu gue, itu kan fatwa alias opini orang dan keluarnya itu belum selama kitab sucinya sendiri.... kenapa pula orang malah tunduk sama opini? -_-

-Gek- said... (Reply)

Selamat Natal 2012 dan Selamat Tahun Baru.
sudahlah.. nanti kan ada karmanya sendiri.
Damai aja bro. xx
sukses selalu yaaaaaaaaaaaaaa.. :)

Post a Comment