23 April 2013

Jalan Memutar

By : Ellious Grinsant

Apakah kalian mempunyai mimpi? sebuah tujuan?
Apakah kalian dapat dengan mulus mencapai tujuan tersebut?
Apakah kalian hanya memerlukan sebuah jalan lurus?
Atau apakah kalian harus berputar dulu sebelum sampai ke tujuan?

Sebuah materi cerita yang terdapat dalam novel Perahu Kertas karangan Dewi Lestari (yang mana novel itu difilmkan dengan mengecewakan) membahas mengenai filosofi jalan memutar.
Di buku tersebut diceritakan bahkan terkadang kita harus berputar dulu sebelum sampai ke tujuan akhir kita. Waktu membacanya sih gua setuju-setuju aja. Hal seperti itu memang lazim terjadi. Sampai pada saat dimana gua sendiri yang harus mengalaminya.

Ketika gua tau apa tujuan gua. Gua pengen menjadi ini dan pengen menjadi itu. Namun begitu dihadapi dengan 'cara'nya, gua pun kemudian terdiam. Bagaimana gua bisa sampai kesana?

Mungkin gua bisa saja menghabiskan waktu untuk mencari tahu bagaimana caranya, namun, kita harus berhadapan dengan kenyataan. Bahwa life must go on. Perut juga butuh sesuatu untuk dicerna, dan makanan tidak akan datang dengan sendirinya tanpa usaha. Pada saat itulah gua berpikir bahwa gua harus berputar dulu untuk sampai tujuan, namun disaat yang sama gua masih tetap bernyawa untuk bisa mencapainya.

Gua berharap bisa mendapatkan jalan lurus yang express langsung menuju tujuan utama gua. Namun kenyataannya itu tidak semudah yang gua bayangkan. Tidak semudah omongan-omongan bullshitnya si Salam Super itu. Gua harus berputar dulu. Ada banyak hal lain, yang terkadang tidak ada hubungannya sama sekali, yang harus gua lakukan untuk tiba ditujuan akhir gua. Lalu gua pun bertanya apakah ini merugikan? Mengingat umur kita terus berdetak.

Pada titik ini gua mulai merasakan frustrasi, akan waktu yang sudah atau akan gua habiskan hanya untuk berputar. Karena gua menginginkan menikmati tujuan utama gua untuk jangka waktu yang lama, bukan untuk sebentar saja. Jadi gua butuh jalur lurus! Namun sayangnya kenyataan berkata berbeda. Gua harus berputar, seperti yang banyak orang lain lakukan.

Dan gua mulai mencoba menerima kenyataan dan melihat ada hal baik disana. Gua perlahan sadar bahwa berputar itu memang berdampak penundaan yang cukup merugikan, namun disisi lain hal ini memberikan pendidikan untuk kita. Gua sadar bahwa dengan berputar kita diajak berkeliling untuk melihat berbagai hal yang pada akhirnya, sebagian atau seluruhnya bisa kita gunakan ketika kita sampai pada tujuan akhir kita. Gua sadar bahwa berputar hanyalah bagian dari proses yang memberikan kita berbagai pengalaman dan asahan mental supaya kita bisa menjadi sosok yang lebih baik.

Mendapatkan jalan lurus memang sebuah keberuntungan dan keistimewaan, namun kita mungkin saja tidak sepantas mereka yang sudah berputar. Begitu kita mendapatkan jalan lurus, ada banyak tantangan yang pada akhirnya akan membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya, dan hal ini yang membuat kita jalan di tempat.
Namun begitu kita mengambil jalan berputar, kita menjadi pribadi yang matang, yang siap, yang berpengalaman, yang mampu dan hebat ketika kita sampai ditujuan kita. Dan ketika banyak tantangan yang datang menghadang, kita tidak lagi menghabiskan waktu untuk menyelesaikannya, karena yakinlah, ketika itu terjadi kita akan terus berjalan.




regards,


Related Posts

There are 5 comments on post : Jalan Memutar

vie_three said... (Reply)

setujuuuu...... aku udah sering bertemu dengan jalanan yang menyuruhku untuk putar balik, terus udah hampir sampai tujuan eh malah jalan buntu dan aku kudu belok. uuggghh, nyesek banget. kadang sampai berpikir, sampai kapan kudu di 'jalanan' kayak gini terus, kapaan bisa nyampai ke tujuanku.
dan setuju yang kedua, si Salam Super hanya memberi motivasi tanpa pernah melihat kenyataan yang ada. Kenyataan hanya butuh praktek bukan cuap-cuap.

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said... (Reply)

Gue ngalamin yang jalan lurus itu.... Dan yang jalan lurus juga sesulit yang jalan berkelok2 lho... Terkadang nemuin polisi tidur, anak-anak yang lagi main, kejatuhan buah, disinisin pejalan kaki, atau hingga berhadapan dengan pengendara yang bawa kendaraannya itu brengsek semua...

Yang gue ngiri itu, orang2 yang dapetin jackpot dari Yang Maha Kuasa untuk bisa sampai ke tujuan mereka. Ngiri memang gak baik, gue akui. Tapi gue manusia biasa, cuy. Siapa coba yang ga ngiri ngeliat orang2 yang hokinya selangit. Cuma gara2 ngetwit doang, bisa dapetin sesuatu yang jadi mimpi gue. Sedangkan gue di sini, udah berjuang sekuat tenaga. Capek2 ngeprint, ke tukang pos, sampe dengerin omongan2 sinis/sewot soal hidup gue. Perih! Kondisi ini bikin gue menatap iri orang2 yang 'hoki' tersebut. >_<

Oh yah soal si Salam Super, menurut gue, abaikan saja. Kalau berguna, ya dipake. Gak berguna, tinggalkan. Lagian gue juga ga suka sama gayanya dia yang agak arogan.... hahahaha.... :D

Seiri Hanako said... (Reply)

jalan memutar
bikin pusing akhirnya
*pikiran orang malas*
hehehehe

Freya Lenneth said... (Reply)

cieeeeeeeeeeee.... si el adek gw ini akhirnya sudah dewasa toh? *pukpuk pake daun palem* Gw pernah ngalamin jalan lurus (yang akhirnya gw sendiri yang memberontak dan pergi ke jalan berkelok-kelok), pernah juga berada dalam jalan sesat (hahahaha).

Tapi satu hal yang gw dapetin adalah bahwa semuanya itu tidaklah sia-sia. Entah jalan yang gw tempuh itu merupakan jalan gelap sekalipun, di balik itu semua ada rencana dan maksud tersembunyi, dan gw tahu nantinya gw akan sangat bersyukur karena telah dianugerahi jalan yang berkelok-kelok sama Yang Maha Kuasa (kalo sekarang masih dalam perjuangan, jadi ane masih belum mengerti sepenuhnya walau sinyal-sinyalnya sudah mulai terlihat). You'll get there and you'll know what I'm talking about in here.

Btw, elo bw dong ke blog gw booooooo~

vinashoponline said... (Reply)

terimakasih atas postingannya .. sungguh luar biasa bagus sekalii

Post a Comment