23 January 2020

Pengen Tahu namun Tidak Peduli



Pada suatu sore, di sebuah jalan raya yang cukup padat, kendaraan hilir mudik, pejalan kaki memadati trotoar yang juga diserebot sama pemotor-pemotor bangsat dan polusi udara yang memuakkan. Terjadilah sebuah kecelakaan, bukan kecelakaan besar, namun hanya sebuah kecelakaan kecil. Sebuah kecelakaan yang melibatkan dua buah motor saling bertabrakan. Tidak ada yang terluka, namun buntut dari kejadiaan ini terjadilah adu cekcok yang berujung pada sebuah perkelahian.

Tahukah kalian apa yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya? Bisa dipastikan 90% dari masyarakat yang berada disana hanya akan diam terpaku sambil menyaksikan. Separuh dari 90% masyarakat tersebut biasanya akan merekamnya di handphone mereka untuk kemudian dibagikan di akun media sosial mereka. Mencoba untuk meraih sedikit kepopuleran atas video yang mereka upload. Mungkin ada 10% dari 90% masyarakat yang melihat itu cukup bodoh untuk melakukan selfie dengan latar belakang kejadian perkelahian itu. 5% masyarakat yang lain kemungkinan akan melihat sebentar dan kembali melanjutkan aktivitas mereka. 5% masyarakat yang lain mungkin akan turun tangan untuk melerai dan mendamaikan suasana.

Contoh lain, ketika ada bencana banjir dan ada orang yang hanyut terbawa banjir. Sudah bisa dipastikan kondisi yang sama akan terjadi di masyarakat sekitar. 90% dari mereka adalah penonton setia kejadian tersebut. Lalu sebagian dari 90% masyarakat tersebut akan merekamnya melalui handphone, mungkin dengan sesekali berteriak, "Pak itu tolongin pak, ada yang hanyut. Masyaawloooooh!", namun tangan tetap teguh merekam. Lalu ada lagi yang selfie atau foto-foto ditempat kejadian. Lalu ada pula sebagian masyarakat yang tidak peduli, dan pada akhirnya ada sebagian kecil orang yang benar-benar melakukan aksi penyelamatan, dimana mereka juga jadi objek tontonan warga berkat aksinya.

Atau peristiwa lain, dimana terjadi tabrak lari yang menyebabkan satu orang pengendara motor tewas. Pasti kalian sudah bisa mengetahui bahwa 90% dari warga yang berada disana hanya akan nontonin tuh mayat. Sebagian dari populasi 90% itu akan merekam di handphonennya, sebagian lagi menfotonya lalu disebarkan ke media sosial secara membabibuta. Biasanya foto atau video diupload dengan disertai deskripsi; "Hati-hati guys kalo berkendara, jangan sampai jadi korban tabrak lari seperti mas-mas di foto ini. Stay safe, stay strong!". Sebagian lagi selfie di lokasi kejadian, dan sisanya hanya diam nontonin tuh mayat segar. Pasti juga ada sebagian yang tidak peduli dan terus melanjutkan aktivitas mereka. Dan pada akhirnya ada sebagian kecil orang yang berinisiatif untuk menutup mayat tersebut dengan koran, atau menghubungi pihak-pihak yang berwenang untuk menangani korban tabrak lari ini.

Jika di luar negeri sana ada masyarakat yang tidak peduli dan terus beraktivitas ketika ada sebuah kejadian luar biasa terjadi. Atau ada masyarakat yang secara aktiv berpartisipasi menolong ketika ada sebuah kejadian tragis terjadi. Di sini ada tipe masyarakat yang luar biasa. Tipe yang gemar menonton tanpa melakukan apa-apa. Tipe yang berdiri diam menyaksikan sebuah peristiwa tanpa peduli akan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Yang mereka pikirkan hanyalah mata mereka diberikan suguhan tontonan yang menarik. Tipe masyarakat yang menjadikan segala sesuatu sebagai bahan tontonan, bahan materi yang berharga untuk diupload di media sosial, bahan obrolan yang bisa mereka ceritakan dan gosipkan dengan teman atau keluarga mereka. Namun tidak ada tindakan interaksi apapun yang mereka lakukan dengan objek tontonan mereka. Entah mereka sedang berkelahi, kesusahan atau bahkan sedang meregang nyawa.

Kebanyakan dari mereka biasanya akan beralasan; "Nggak ah, saya nggak mau ikut campur. Ntar saya kenapa-napa lagi.", atau "Aduh mas, saya nggak berani ngapa-ngapain korbannya. Lagi luka parah, ntar takutnya saya salah pegang eh malah mati." atau "Maaf mas, saya pas kejadian nggak mau ikut campur, ntar yang ada malah tambah kisruh." Alasan-alasan seperti inilah yang mereka buat sebagai tameng melindungi diri mereka dibalik aksi mereka nontonin setiap kejadian tanpa melakukan apa-apa.

Pengen Tahu namun Tidak Peduli, inilah fenomena yang sedang marak terjadi di masyarakat. Generasi masyarakat yang hanya cuma kepo, haus akan informasi, haus akan berita luar biasa, namun hanya untuk "cukup tahu aja". Mulai dari masalah rumah tangga orang, skandal video bokep, hingga kejadian tabrakan dimana ada satu korban yang sedang sekarat. Sebagian besar masyarakat kita pasti hanya ingin datang untuk MELIHAT. Membuka google untuk mendapatkan link download video bokepnya. Mengkepoin teman sebayanya untuk mengetahui informasi mengenai kebenaran rusaknya rumah tangga temannya yang lain. Mencari informasi ke semua orang mengenai isu perselingkuhan yang dilakukan oleh teman kantornya. Atau ketika mereka cukup berani atau cukup dekat dengan objek, mereka biasanya akan dengan terang-terangan mengorek informasi langsung dari objeknya. Menyudutkan mereka hanya untuk memuaskan dahaga nafsu mereka akan informasi dan kebenaran gosip-gosip. Atau di peristiwa lain, ketika ada korban penganiayaan yang sudah diselamatkan polisi dan sedang dalam penanganan medis, pasti ada aja orang yang iseng menghampiri untuk sekedar bertanya-tanya; "Bagian mana mas ya luka? oh di punggung? Oooooooh... Sakit mas? Ooooooooh..."

Entah apa yang terjadi di dunia ini sehingga evolusi kemanusiaan di bumi ini membawa manusia ke level seperti ini. Ke level dimana manusia menjadi lebih pasif secara tidakkan nyata, namun agresif dalam mencari tahu informasi. Mereka begitu agresif dalam menggali setiap kejadian dan berita menarik hanya untuk "cukup tahu aja", atau agar bisa eksis dalam obrolan-obrolan ringan di lingkungan mereka. "Eh tahu gak jeung, anaknya bu Bambang mati bunuh diri lo! Ih ngeri yaaa. Tau deh, sekarang mayatnya udah dilepas apa belum dari gantungannya. Ih horor deh eyke!" Dan mereka akan saling bercerita mengenai kejadian tersebut tanpa pernah menyebutkan apakah salah satu dari mereka ada yang turun tangan melakukan tidakkan nyata pada saat peristiwa tersebut terjadi. Yang penting bahan obrolan masih jalan terus.

Dan anda yang membaca tulisan ini mungkin akan merasa tersentil akan kenyataan yang mungkin sedang terjadi di diri anda, mengetahui bahwa Anda adalah salah satu dari generasi masyarakat yang tukang nonton. Atau mungkin salah satu dari generasi masyarakat yang suka rekam - upload - share video kejadian di media sosial. Dan anda yang membaca tulisan ini mungkin akan tersenyum sinis, mengangguk setuju akan kenyataan bahwa ini lah yang juga Anda rasa sedang terjadi di masyarakat kita. Entah Anda adalah bagian orang yang tukang nonton, atau entah anda bagian orang yang tidak peduli, atau entah anda bagian orang yang secara sukarela turun tangan memberikan bantuan saat sebuah kejadian luar biasa terjadi, atau entah anda adalah korban dan objek dari tontonan masyarakat, yang pasti Anda menyadari bahwa di sekeliling Anda ada sekumpulan orang-orang yang hanya diam saja menyaksikan. Anda akan tersenyum sini atau tergelitik untuk tertawa, karena ini lah yang sedang terjadi. Karena ini lah yang terjadi di masyarakat kita. Masyarakat yang ingin tahu namun sebenarnya tidak peduli. Masyarakat yang haus informasi atau tontonan menarik namun tidak sudi untuk ambil bagian agar bisa membuat situasi menjadi lebih baik.

Masyarakat penonton. Masyarakat apatis. Masyarakat yang semakin "modern".



regards,

Related Posts

There are 2 comments on post : Pengen Tahu namun Tidak Peduli

Aul Howler's Blog said... (Reply)

Nggaak, nggak tersentil kok. emang kenyataannya kayak gitu wkkw

Unknown said... (Reply)

sangat menginspirasi.....
Kekuatan Charlotte Katakuri

Post a Comment