20 January 2012

Oh Pembantu...

Ketika aku kecil dan mengompol di kasurku...
Engkau mau membersihkannya dengan alasan: Wajar masih anak-anak.

Ketika badanku kotor habis bermain diluar...
Engkau mau mencuci bajuku dengan alasan: Kotor itu baik.

Ketika aku malas mandi dan minta dimandikan...
Engkau mau memandikanku dengan alasan: Kalo mandi sendiri pasti nggak bersih.

Ketika aku mimpi basah di kasurku...
Engkau rela membersihkannya dengan alasan: Wajar, namanya juga masa puber.

Ketika aku tak sengaja melihatmu sedang mandi...
Engkau tidak berteriak dengan alasan: Takut ganggu tetangga.

Ketika aku sudah besar dan masih minta dimandikan...
Engkau menurutinya dengan alasan: Kalo mandi sendiri pasti sabun cepet habis.

Ketika aku menyuruhmu tidur sekamar denganku...
Engkau menurutinya dengan alasan: Asal bos senang.

Ketika kau hamil dan aku menyuruhmu untuk menggugurkannya...
Kau melakukannya dengan alasan: Profesionalitas kerja.

Ketika aku menyuruhmu 'melayani' teman-teman kantorku...
Engkau melakukannya dengan alasan: Tantangan dalam berkarir.

Ketika aku memarahimu dan memukulmu karena kesalahan-kesalahanmu...
Engkau menerimanya dengan alasan: Saran dan kritik sangat diterima.

Ketika aku memecatmu untuk mengganti dengan pembantu yang masih muda...
Engkau menerimanya dengan alasan: Sudah waktunya untuk pensiun.

Oh pembantu, jasa-jasamu sungguh sangat besar bagiku...
Apa dayaku tanpamu...
Engkau penurut...
Engkau berdedikasi...
Engkau profesional...

Engkaulah yang menjagaku...
Engkaulah yang merawatku...
Engkaulah yang mengurus rumahku...
Dan... Engkaulah... yang mendapatkan keperjakaanku...

Oh pembantu...




By : Ellious Grinsant
Just for fun :p


Related Posts

There are 13 comments on post : Oh Pembantu...

Claude C Kenni said... (Reply)

Kalimat terakhirnya itu lho...wew

Gaphe said... (Reply)

hahaha.. baru kali ini saya baca puisi yang didedikasikan buat pembantu. hahaha.. lucu lucu El!

Unknown said... (Reply)

wah apes amat tuh pembantu. hehee

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said... (Reply)

wakakka... lucu el... kayaknya nih pengalaman yah? :P

btw yang ini >>

"Ketika badanku kotor habis bermain diluar...
Engkau mau mencuci bajuku dengan alasan: Kotor itu baik."

harusnya "... kotor itu baik dan kalo enggak kotor gak ada cucian dan aku malah gak dibayar entar.."

LoL

raden ikhwan said... (Reply)

baca judulnya kirain puisnya bertema kesedihan atau sedikit heroik, malah ngakak saya dibuatnya.. hehehe :) keren

Ellious Grinsant said... (Reply)

@ 1mmanuel'Z-Note5

Bukaaaan, ini bukan pengalaman, ini murni hasil pemikiran aja, wuakakakak...

yus yulianto said... (Reply)

huahauhauhau, parah. kalo dibaca sama para pembantu bisa diobrak abrik nih blog. :D

Irra W Hasibuan said... (Reply)

wwkwkwkk .. parah banget itu kak, yang profesionalitas kerja n Asal bos senang ..
hmmm -____-
btw, doyan pembantu om ? huahahahaha :p
( becandaa ya qaqa )

vie_three said... (Reply)

busyet dah, kasian bener dech pembantu itu kalau dapat majikan kayak gituh (geleng-geleng kepala)

Clara Canceriana said... (Reply)

hakakaka elu bang, ada-ada aja bikin puisinya

Asop said... (Reply)

Sekarang nyebutnya bukan PRT, tapi ART, asisten rumah tangga. Jadinya, "Oh, asisten..." :D

Makanya, mari kita hargai pekerjaan ART. Sungguh berat lho. Sama beratnya seperti jadi butler seperti Sebastian Michelis di komik "Black Butler" atau Alfred di "Batman". :)

Inggit Inggit Semut said... (Reply)

tapi ini bukan kisah asli lo kan? wkwkwkwk

Ellious Grinsant said... (Reply)

@ Inggit Inggit Semut

Tentu saja bukaaaan, hahaha...

Post a Comment