Director : Bong Joon-Ho |
Boleh dibilang ini merupakan salah satu karya terbaiknya sutradara Bong Joon Ho. Film ini tampil tidak hanya sebagai film fiksi ilmiah semata, namun menjelma menjadi sebuah penggambaran reprentatif mengenai bagaimana kehidupan di dunia ini yang sesungguhnya. Berkisah tentang bumi yang dilanda kepunahan akibat kesalahan teknologi yang menyebabkan bumi diselimuti zaman es selama berpuluh-puluh tahun. Mencoba untuk mempertahankan garis kehidupan, sekelompok manusia berlindung dalam sebuah kereta yang melaju tanpa henti melintasi bumi. Kereta ini ibarat bahterah Nuh yang membawa orang-orang yang selamat dari zaman es yang mematikan tersebut.
Berada dalam "bahterah Nuh" tersebut tidak menjamin bahwa semua orang bisa mendapatkan perlakuan sama, sebagaimana yang biasa para survivor lakukan. Disini yang terjadi adalah seluruh unsur kehidupan dikerucutkan, diperjelas dan dipertajam. Para manusia yang berada dalam kereta tersebut dipisahkan dalam kelas-kelas sosial. Pemisahan berdasarkan pada kelas kepenumpangan mereka. Mulai dari Kelas Executive, kelas Eknomi dan penumpang gratisan. Kelas Eksekutif dan Ekonomi adalah mereka yang membayar untuk bisa selamat, sementara penumpang gratisan adalah mereka orang-orang kumuh yang diselamatkan namun berakhir sebagai penumpang yang tertindas.
Source : Google |
Di kereta ini kesenjangan sosial tampak begitu jelas dan eksplisit. Yang kaya hidup berfoya-foya dan pesta pora, sementara yang miskin harus merasakan penderitaan dan ketidakadilan. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan sebuah revolusi dari para penumpang miskin yang menginginkan kehidupan yang lebih baik, atau paling tidak rasa nyaman, aman dan terlepas dari penderitaan. Dan seiring dengan laju kereta yang terus membelah salju, para tertindas memulai revolusi penuh pengorbanan dan tumpahan dari ini dari ekor kereta menuju ke lokomotif.
Film ini benar-benar memberikan sebuah tayangan yang penuh makna. Bagaimana ketidakadilan terjadi dengan jelas dan "dirawat". Bagaimana orang-orang miskin harus berjuang dan bahkan saling berkanibal untuk bisa bertahan hidup. Sementara mereka yang ada digerbong depan mendapatkan kemewahan dan kesejahteraan melimpah. Film ini juga menjelaskan secara gamblang bahwa setiap perjuangan tidak pernah ada yang mudah, selalu ada yang berkorban dan dikorbankan. Tentang seseorang yang bisa saja berubah haluan walaupun sebelumnya dirinya berjuang dengan keras untuk membalas dendam. Tentang sistem, tentang posisi dan tentang fungsi kita masing-masing dalam kehidupan.
Bong Joon Ho benar-benar mencoba menampilkan ringkasan dunia dalam sebuah kehidupan kereta. Mencoba mengingatkan kita bahwa disaat kita duduk nyaman menyaksikan film di studio bioskop yang mewah dan sejuk, ada orang-orang dibelahan bumi lain yang harus duduk menyaksikan sanak saudaranya mati secara perlahan karena kemiskinan dan kelaparan. Mencoba mengingatkan kita bahwa diluar sana ada orang-orang yang sedang memperjuangkan ketidakadilan. Mengingatkan kita bahwa apa yang terjadi dalam Snowpiercer nyatanya memang terjadi di dunia ini dalam skala yang lebih luas.
Source : google |
Segi Teknis film ini dikerjakan dengan baik. Bong Joon Ho benar-benar berhasil meyakinkan penonton mengenai kondisi dunia pada saat itu. Sutradara ini juga berhasil membawa penonton menikmati adegan demi adegan yang terjadi dalam sebuah kereta tanpa perlu merasa bosan. Jelas saja, karena tim artistik film ini berhasil memberikan disain dan dekorasi berbagai gerbong yang berbeda-beda namun indah. Serta entah memiliki maksud tertentu atau tidak, namun sutradara ini berhasil memasukan adegan sebuah kelas berisi anak-anak yang sedang didoktrin untuk mengaggap sang pemilik kereta sebagai Tuhan mereka. Adegan yang mengingatkan kita pada negara tetangga Korea Selatan, dimana masyarakatnya sudah dicuci otaknya untuk menganggap sang presiden adalah Tuhan mereka.
Ada salah satu tokoh menarik dalam film ini yaitu Jendral Mason yang diperankan oleh Tilda Swinton. Tilda berhasil memerakan karakter Jendral yang iconic dan memorable. Dia berhasil menjadi seorang jendral yang kejam, merendahkan, keji, berkelas dan pengecut. Boleh dibilang karakter Jendral Mason menjadi salah satu karakter yang paling menonjol dalam film ini. Akting Tilda Swinton benar-benar solid dan menonjol.
Jendral Mason by Tilda Swinton |
Pada akhirnya film ini hadir tidak hanya sebagai hiburan namun juga membuka pikiran kita tentang kehidupan. Snowpiercer membawa kita mengelilingi dunia yang putih bersalju dalam sebuah revolusi berdarah di kereta abadi. Menyaksikan film ini seperti mengingatkan kita akan keadaan-keadaan diluar sana yang tidak kita sadari namun terjadi. Seperti para penumpang belakang yang tidak tahu bagaimana mewahnya kehidupan di gerbong depan, dan seperti para penumpang gerbong depan yang tidak tahu bagaimana kejamnya pederitaan yang dirasakan para penumpang di gerbong belakang.
Title
Snowpiercer
Director
Bong Joon-Ho
Year
2013
Genre
Action | Drama | Sci-Fi
Languange
English
Subtitle
Indonesia
Cast
Chris Evans, Ed Harris, Jamie Bell, Tilda Swinton, Alison Pill, Octavia Spencer, Kang-ho Song, Ah-sung Ko, Lue Pasqualino
Snowpiercer
Director
Bong Joon-Ho
Year
2013
Genre
Action | Drama | Sci-Fi
Languange
English
Subtitle
Indonesia
Cast
Chris Evans, Ed Harris, Jamie Bell, Tilda Swinton, Alison Pill, Octavia Spencer, Kang-ho Song, Ah-sung Ko, Lue Pasqualino
Only at Blitzmegaplex
Source : Google |
Score : 8.5 / 10
"We move forward..."
Note: #1st Winner Snowpiercer Movie Review National Competition
regards,
There are no comments on post : Snowpiercer : Miniatur Dunia & Kehidupan dalam Sebuah Kereta Abadi
Post a Comment