10 July 2016

Movie Review - The Legend of Tarzan

img: Istimewa

Ini mungkin satu-satunya film Tarzan yang metode penceritaannya berbeda dari seri-seri Tarzan yang sebelumnya, bahkan dari film Tarzan X sendiri. Di sini diceritakan Mas Tarzan sudah kembali keperadaban dan menjadi orang kaya, namun ada satu hal yang akhirnya membuat dia mau gak mau kembali ke kampung halamannya yaitu Hutan Belantara. Oh ya, disini si Mas Tarzan udah nikah dan kawin walaupun belum punya anak, dan pas pulang kampung diajak pula lah istrinya ke kampung, karena ternyata aslinya mereka masih satu kampung, atau seenggaknya satu kecamatan. Alur maju mundur pada film ini karena di film ini sekalian juga diceritakan bagaimana si Tarzan bisa tinggal di hutan, serta bagaimana asal muasal konflik yang terjadi pada film ini.

Rotten Tomatoes entah mengapa memberi skor rendah pada film ini, padahal film masih lumayan bagus, karena mengambil pendekatan yang berbeda. The Legend of Tarzan memang terkesan lebih suram dan gelap, namun hal itu masih bisa diterima. Apalagi konflik pada film ini terkesan logis dan seperti saling berkaitan satu sama lainnya. Atau mungkin karena si Mas Tarzan sendiri yang tampak kurang garang dari segi muka, karena entah mengapa tubuh bagus si Tarzan ini tidak bisa menutup kenyataannya bawah wajahnya masih kurang garang. Justru Margot Robbie yang memerankan Jane malah tampak lebih pas memerankan karakternya. Padahal pas awal-awal gua melihat kehadiran dirinya di film ini, gua pikir film ini akan menjurus ke film porno, secara mukanya "Identik". Namun nyatanya dirinya berhasil memeranan karakter Jane yang berkelas. Justru yang lebih gak penting lagi adalah kehadiran Samuel L. Jackson sebagai George Washington Williams yang tampak sebagai tempelan. Dimana jika karakter dia digantikan dengan orang lain tetap tidak jadi masalah.

Hal yang cukup menarik dari film ini adalah kegemaran sang sutradara untuk mengambil adegan wajah yang over zoom. Sehingga gua kadang agak risih ngeliat muka orang segede gaban memenuhi layar. Namun pengambilan sinematografi yang menampilkan eksotisme hutan pada film ini berhasil memukau penonton dan membuktikan bahwa hutan itu adalah hutan belantara.

Dan sorry untuk Christopher Waltz yang berperan sebagai Leom Rom. Sebagai tokoh antagonis dalam film ini, entah mengapa masih mengingatkan gua akan karakter dia sebagai Colonel Hans Landa dalam film Inglorious Basterds. Karena cara dia berakting hampir sama.

Overall, sebagai sebuah film Musim Panas 2016 yang sebenarnya masih ada hujan-hujannya, The Legend of Tarzan masih bisa diterima sebagai film yang menyenangkan. Setidaknya film ini lebih baik daripada film sequel Independence Day dimana gua malah ingin membunuh umat manusia di film itu dibanding aliennya, karena sangking membosankannya film tersebut.

Score : 7 / 10
Note : Tagline film ini mengingatkan gua akan lagu ini


regards,

Related Posts

There are no comments on post : Movie Review - The Legend of Tarzan

Post a Comment